Rabu, 16 Desember 2015

Tradisi Pantai Ngobaran Gunungkidul


Pantai Ngobaran Gunungkidul

Pantai Ngobaran dikenal sebagai tempat ritual penganut agama dan kepercayaan tertentu. Di kawasan ini anda dapat melihat tempat peribadatan seperti masjid yang berdiri berdampingan dengan pura yang menghadap ke laut, juga terdapat tempat ibadah aliran kepercayaan seperti kejawen dan kejawan. Kejawan merupakan aliran kepercayaan peninggalan Prabu Brawijaya V. Terdapat pula beberapa arca yang sering digunakan untuk tempat upacara keagamaan tertentu. Di puncak bukit karang yang berada di sekitar pantai terletak sebuah kotak batu yang berada di depan rumah joglo dikelilingi pagar kayu abu-abu. Konon menurut cerita kotak batu tersebut merupakan tempat Prabu Brawijaya V membakar diri.

Prabu Brawijaya V merupakan keturunan terakhir kerajaan Majapahit. Prabu Brawijaya V melarikan diri dari istana bersama 2 orang istrinya yaitu Bondang Surati (istri pertama) dan Dewi Lowati (istri kedua) karena enggan di-Islamkan oleh puteranya Raden Fatah, raja Demak I. Pelarian tersebut sampai akhirnya di pantai Ngobaran Gunung Kidul dan menemui jalan buntu. Akhirnya raja tersebut memutuskan untuk membakar diri dan sebelumnya bertanya kepada dua istrinya, “Wahai istriku ! siapa diantara kalian yang paling besar rasa cintanya kepadaku ?”. Dewi Lowati menjawab “ cinta saya kepada tuan sebesar gunung” sedangkan Bondan Surati menjawab “cinta saya kepada tuan sama seperti kuku ireng, bila setiap di potong pasti akan tumbuh kembali, jika cinta itu hilang maka cinta itu akan tembuh kembali”. Mendengar jawaban kedua istrinya tersebut, sang Prabu langsung menarik tangan Dewi Lowati lalu mencebut ke dalam api yang membara. Hingga akhirnya keduanya tewas terbakar. Sang Prabu memilih Dewi Lowati untuk mencebur kedalam api karena rasa cinta istrinya yang kedua ini lebih kecil dibandingkan dengan istrinya yang kedua. Dari peristiwa tersebut tempat ini dinamakan ngobaran yang berasal dari kata kobong atau kobaran yang artinya terbakar atau membakar diri.

Kebenaran cerita tersebut masih diragukan sebagian pihak karena menurut keterangan sebagian masyarakat setempat yang diperoleh dari orang-orang tua mereka. Pada saat terjadi peristiwa tersebut ada seorang warga yang menyaksikan bahwa yang tercebur kedalam api adalah anjing peliharaanya. Pendapat ini dibuktikan dengan diketemukannya petilasan berupa tulang sisa kobaran api yang ternyata bukan tulang manusia tetapi tulang-belulang anjing. Berdasar cerita itulah penganut aliran kejawan yaitu aliran kepercayaan peninggalan Prabu Brawijaya sering mengadakan ritual di tempat ini.

·         Lokasi dan Akses

Pantai Ngobaran terletak di Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Untuk akses menuju ke pantai ini lumayan sulit dikarenakan tidak ada kendaraan umum yang melintas dekat pantai, melainkan harus menaiki kendaraan pribadi. Untuk para pengunjung yang sebelumnya belum pernah kesana sebaiknya menggunakan maps,. untuk sampai ke pantai ini dari kota Yogyakarta menuju Gunungkidul dan ke arah Wonosari lalu Paliyan, disana sudah ada plang petunjuk jalan jadi tinggal mengikuti saja.

·         Tradisi

Tradisi ke Agamaan di wilayah pantai Ngobaran ini sampai sekarang masih sangat kental, bisa dilihat dengan diadakannya upacara Galungan setiap bulan purnama dan upacara Melastri setiap satu tahun sekali yang merupakan rangakaian upacara Nyepi. Begitu juga dengan penganut aliran kejawen yang setiap malam selasa dan jumat mengadakan ritual ditempat ini. Oleh karena itu saat memasuki kawasan pantai ini, pengunjung akan disambut oleh suasana mistis yang berpadu dengan suara ombak yang menerpa tebing-tebing batu karang. Selain itu kita dapat menemui hal yang sangat menarik yaitu berbagai tempat ibadah yang saling berdekatan di daerah pantai Ngobaran. Kita dapat melihat Joglo tempat peribadatan aliran Kejawan, masjid tempat peribadatan umat Muslim, dan pura tempat peribadatan agama Hindu. Selain itu di sini kita dapat melihat peninngalan arca-arca yang merupakan arca dewa-dewa Hindu, di ujung tebing kita dapat melihat arca Dewa Wisnu yang sedang menaiki burung Garuda. Betapa indahnya selain melihat pantai tetapi kita di suguhkan peninggalan di masa lampau dengan ke toleransian antar umat ber agama.










·         Tiket

      Tiket masuk yang di tarifkan di pantai Ngobaran sekitar Rp.5.000, tetapi di dalam wilayah pantai Ngobaran kita di pungut biaya untuk parkir kendaraan selain itu kita dapat menjumpai oknum-oknum yang menariki pungutan liar, jadi sebaiknya pintar-pintarlah kita menanggapinya.


·         Testimoni

      Menurut pendapat saya pantai Ngobaran sudah sangat bagus dan menarik wisatawan dengan ke kentalan budayanya, selain untuk mengunjungi pantai nya yang sangat indah dengan karang-karang yang sangat asri tetapi wisatawan pun sangat kagum dengan bangunan- bangunan peribadatan yang ada di sekitar pantai Ngobaran selain itu terdapatnya arca-arca hindu ini menambah ke unikan yang ada di pantai Ngobaran. Tetapi yang kurang adalah banyaknya pungutan-pungutan liar yang bukan dari dinas pariwisata. Sebaiknya ini segera di tanggapi oleh pemerintahan agar pengunjung tidak di bebankan dengan banyaknya pungutan liar yang sangat banyak.



Saat saya berkunjung ke Pantai Ngobaran



·         Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar